Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Korut: ‘Tidak Ada Niat’ untuk Bicara dengan Korsel

2019-08-16

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Kritikan Korea Utara terhadap pidato Hari Kemerdekaan Korea oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan provokasi peluncuran proyektil adalah bentuk rasa tidak puas terhadap dua agenda, yaitu latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS), serta rencana pertahanan jangka menengah Seoul. Korea Utara ingin menekan Korea Selatan semakisimal mungkin tanpa memecahkan kerangka dialog dengan AS. Dengan kata lain, Korea Utara ingin membesarkan celah hubungan aliansi antara Korea Selatan dan AS, dan ingin mendominasi suasana dalam hubungan dengan Korea Selatan.


Presiden Moon mengatakan bahwa konflik dengan Jepang dapat diatasi dengan 'ekonomi perdamaian' antara dua Korea. Dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan Korea, Moon menekankan dialog, ekonomi perdamaian, dan unifikasi antara dua Korea. Presiden Moon pernah mengatakan bahwa pemecahan suasana dialog atau pemasangan pagar yang dapat menyulitkan suasana dialog sebagai tanda rasa tidak puas, tidaklah baik. Pernyataan itu ditafsirkan sebagai peringatan tidak langsung atas provokasi peluncuran misil yang beruntun oleh Korea Utara. Moon juga menekankan bahwa jika kedua Korea mengatasi krisis kali ini, pasti ada kemajuan dalam proses denuklirisasi dan hubungan dua Korea.


Namun, Korea Utara mengkritik pernyataan Presiden Moon hanya dalam waktu satu hari setelahnya melalui wacana dari Juru Bicara Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Korea (CPRK). Wacana itu penuh dengan ekspresi kasar dan kritik terhadap Moon. Pernyataan itu mengatakan bahwa pemikiran tersebut hanyalah ilusi bagi Seoul yang mengharapkan perundingan dapat segera dilanjutkan secara otomatis ketika latihan militer gabungannya dengan Amerika Serikat berakhir. Ditambahkan pula, Korea Selatan tampaknya berusaha untuk memperoleh posisi yang lebih menguntungkan di tengah suasana dialog antara Korea Utara dan AS. Menurutnya, daya gerak dialog antara dua Korea yang hilang saat ini diakibatkan oleh tindakan pejabat otoritas Korea Selatan, yaitu Presiden Moon Jae-in. Korea Utara mengkritik Presiden Moon sebagai 'orang lucu yang hanya membaca tulisan yang dibuat oleh bawahannya'.


Kritik Korea Utara dilontarkan pada latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS dan rencana pertahanan jangka menengah Seoul. Korea Utara hanya menyerang Korea Selatan, bukanlah AS. Mereka ingin memperoleh keberuntungan melalui dialog dengan AS, dan mendominasi suasana dialog dengan Korea Selatan melalui ancaman nuklir.


Latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS yang dilaksanakan pada saat ini adalah pemeriksaan awal dalam mempersiapkan kondisi transfer hak kontrol operasi masa perang (OPCON) ke Korea Selatan. Rencana pertahanan jangka menengah dibuat untuk menghadapi misil dan nuklir Korea Utara, serta transfer OPCON ke Korea Selatan tersebut. Transfer itu diperkirakan akan terjadi menjelang tahun 2022 yang akan datang, dan rencana pertahanan jangka menengah diumumkan pada tanggal 14 Agustus lalu. Jika transfer OPCON ke Korea Selatan dilaksanakan, pasukan Korea Selatan memimpin operasi saat perang terjadi dan pasukan AS menjadi pendukung Korea Selatan. Oleh sebab itu, langkah lanjutan yang tercantum di dalam rencana pertahanan jangka menengah adalah untuk meningkatkan kemampuan pasukan militer Korea Selatan.


Hingga saat ini, Korea Utara terus menunjukkan reaksi yang sensitif pada latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS dan mengkritik dengan kasar. Namun untuk kali ini, mereka hanya mengkritik Korea Selatan saja karena mempertimbangkan dialog dengan AS. Biasanya, jika latihan itu berakhir, sikap Korea Utara melemah, namun belum dipastikan apakah Korea Utara akan mengubah sikapnya karena mereka memegang kartu 'dialog dengan AS.'

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >