Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump akan mengadakan pertemuan di Seoul pada tgl. 7 November. Trump merupakan Presiden Amerika yang pertama melakukan kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan dalam 25 tahun terakhir, atau sejak mantan Presiden AS George W. Bush pada bulan Januari 1992. Kunjungan kenegaraan level tertinggi, mengindikasikan kedua negara mengharapkan banyak hasil signifikan dari pertemuan yang akan datang.

Selama kunjungan dua hari di Korea Selatan pada tgl. 7 dan 8 November, Trump akan menyampaikan pidatonya di hadapan Majelis Nasional. Dalam pidatonya, Trump diperkirakan akan menegaskan persekutuan Korea Selatan dan AS, serta meminta masyarakat internasional untuk menekan Korea Utara. Melalui pertemuan puncak bilateral di Seoul, dua aliansi tradisional akan kembali mengonfirmasikan jalinan persahabatan dan kerja sama mereka. Maka dari itu, perhatian kini difokuskan pada agenda yang akan didiskusikan oleh kedua pemimpin, dan juga seberapa signifikan mereka akan membuat kemajuan dalam menanggapi masalah nuklir.

Serangkaian pertemuan pemimpin AS, Korea Selatan, Cina dan Jepang, yang terlibat langsung dalam permasalahan nuklir Korea Utara, diperkriakan akan membuat arah baru dalam hubungan Korea Selatan dan AS, hubungan antara AS dengan Cina, juga hubungan AS dengan Jepang.

Kita akan menunggu dan melihat bagaimana KTT Korea Selatan dan AS yang bersejarah bisa menemukan jalan keluar untuk menuntaskan masalah nuklir Korea Utara dan meredakan krisis keamanan di Semenanjung Korea.