Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Korea Utara

Korut Menahan Diri dari Melakukan Provokasi Tambahan

#Fokus Sepekan l 2017-11-02

Korut Menahan Diri dari Melakukan Provokasi Tambahan
Korea Utara menahan diri dari tindakan provokatifnya sejak menembakkan misil balistik jarak menengah Hwasong-12 pada tgl.15 September. Korea Utara pernah melakukan provokasi sebanyak 2 kali sebulan sejak pemerintahan Moon Jae-in diluncurkan di Korea Selatan pada bulan Mei tahun ini. Akan tetapi sebagai pergerakan yang sangat tidak biasanya, negara komunis itu tenang selama sekitar 50 hari, tercatat sebagai waktu terpanjang.

Korea Utara telah memulangkan sebuah kapal nelayan Korea Selatan dan awak kapalnya, 6 hari setelah menangkap kapal itu karena melanggar teritorial perairannya. Ditengah kebekuan hubungan bilateral karena provokasi Korea Utara, maka sikap Pyongyang baru-baru ini yang segera mengembalikan kapal Korea Selatan sangat tidak biasa. Sebelumnya, Korea Utara memprotes keras Cina yang bergabung dalam resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi atas negaranya. Tapi perubahan posisi negara itu sudah terdeteksi baru-baru ini. Pada tgl. 25 Oktober, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengucapkan selamat kepada Presiden Cina Xi Jinping yang terpilih kembali sebagai pemimpin Partai Komunis. Beberapa analis menganggap sikap tenang dari Korea Utara sebagai pesan rekonsiliasi untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan dan Cina. Tapi sulit untuk melihat perkembangan situasi terakhir sebagai tanda-tanda positif yang mungkin membawa perubahan mendasar dalam hubungan antar-Korea atau dalam masalah nuklir.

Sejumlah ajang diplomatik seperti perjalanan Trump ke Asia dan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik, akan digelar bulan November, yang diharapkan akan menjadi titik tolak penting bagi diplomatik seputar Semenanjung Korea. Pertemuan pucuk pimpinan dari setiap negara peserta juga diharapkan akan menemukan terobosan atas masalah nuklir Korea Utara, sehingga menyediakan momentum untuk mengubah situasi keamanan wilayah. Untuk itu, Korea Selatan sangat membutuhkan strategi diplomatik yang bervariasi.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >