Pada pukul 10 pagi hari Selasa tgl.9 Januari, Korea Selatan dan Korea Utara mengadakan pertemuan tingkat tinggi bersejarah di Rumah Perdamaian, di desa perbatasan Panmunjeom. Ada yang berspekulasi bahwa Pyongyang bersedia berdialog untuk mengembangkan ekonomi di dalam negeri, sekaligus mendekati AS melalui perbaikan hubungan dengan Korsel. Pembicaraan berlangsung 11 jam dengan 4 sesi yang berbeda, kemudian mereka mengumumkan pernyataan media bersama. Menurut pernyataan, Seoul dan Pyongyang setuju untuk membahas keikutsertaan Korut dalam Olimpiade PyeongChang, untuk mengadakan pembicaraan militer bilateral, dan untuk mendorong kerja sama dan pertukaran antarKorea.

Di awal pembicaraan, Menteri Unifikasi Korsel Cho Myung-kyun mengusulkan diadakannya pertemuan Palang Merah AntarKorea untuk membicarakan pembukaan kembali reuni anggota keluarga terpisah sekitar tahun baru imlek di bulan Februari. Namun pernyataan media bersama tidak memasukkan program reuni keluarga terpisah. Sementara itu, media di seluruh dunia menunjukkan ketertarikan dan perhatian pada pertemuan antarKorea, dengan melansir berita tentang pertemuan itu. Ketua Komite Olimpimde Internasional Thomas Bach mengatakan keputusan Korut untuk mengirim delegasi adalah ‘sebuah langkah besar ke arah semangat Olimpiade’. AS menyambut keikutsertaan Korut dalam Olimpiade, namun menegaskan perlu untuk terus menerapkan sanksi berat atas Korut, terpisah dengan hasil dialog antarKorea.

Kedua Korea sedang menjalankan misi untuk membuka kembali dialog antarKorea lewat Olimpiade Pyeongchang. Olimpiade menjadi momentum positif untuk membangun perdamaian permanen di Semenanjung Korea.