Korea Utara akan mengirim 46 anggota delegasi, termasuk 22 atlet dan 24 ofisial ke Olimpiade Musim Dingin PyeongChang untuk berkompetisi dalam cabang seluncur indah, skating cepat jalur pendek, ski lintas alam dan alpine ski. Bahkan, Korea Selatan dan Korea Utara akan membentuk tim gabungan yang pertama dalam sejarah Olimpiade di cabang hoki es wanita. Dalam parade atlet upacara pembukaan Olimpiade pada tgl. 9 Februari, kedua Korea akan masuk bersama ke stadion dengan nama ‘Korea’ di bawah bendera ‘Semenanjung Korea’. Nampaknya ekspektasi semakin meningkat bahwa partisipasi Korea Utara di pertandingan musim dingin PyeongChang dan pembentukan tim gabungan Korea akan berkontribusi untuk kemajuan hubungan antara dua Korea.

Akronim untuk tim terpadu adalah ‘COR’ berdasarkan nama Korea dalam bahasa Prancis, dan para atlet akan mengenakan seragam khusus bergambar ‘Semenanjung Korea’. Ketua IOC Thomas Bach mengatakan tim ini akan menjadi simbol besar dalam penyatuan kekuatan semangat Olimpiade. Kedua Korea akan membentuk tim gabungan untuk pertama kali dalam 27 tahun, atau sejak tahun 1992 saat mereka melakukannya di ajang tenis meja dan sepakbola dunia. Tapi ini akan menjadi tim Korea pertama yang pernah bersatu dalam sejarah Olimpiade.

Perhatian kini tertuju pada apakah suasana dialog seputar Olimpiade PyeongChang bisa mendorong dialog antara Washington dan Pyongyang. Namun dialog bilateral tidak akan mungkin terjadi dalam waktu dekat, karena Korea Utara tidak terlalu tulus melakukan kontak dengan AS. Bagaimana Korea Selatan dan Korea Utara akan bertindak pasca Olimpiade, sama pentingnya dengan partisipasi Korea Utara di Olimpiade atau kesatuan tim antarKorea. Sehingga sangat mendesak bagi pemerintah Seoul untuk membuat strategi yang efektif guna mendorong momentum dialog antarKorea hingga ke dialog antara AS dan Korut, dan memberikan petunjuk demi penciptaan perdamaian di wilayah ini.