Seluruh dunia memperhatikan kemungkinan terjadinya kontak antara Korea Utara dan AS pada kesempatan upacara penutupan Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Untuk upacara penutupan, Korea Utara mengirimkan delegasi tingkat tinggi yang juga melibatkan Choe Kang-il, diplomat senior urusan AS. Kunjungan delegasi Korea Utara ke Korea Selatan terjadi bertepatan dengan lawatan delegasi AS yang termasuk direktor Dewan Keamanan Nasional urusan Korea, Allison Hooker, sehingga mengangkat prospek atas kemungkinan kontak tingkat kerja antara dua negara.

Tepat sebelum upacara penutupan Olimpiade, delegasi Korea Utara mengadakan pertemuan tertutup dengan presiden Moon di PyeongChang. Moon mengatakan, perundingan antara Korea Utara dan AS semestinya digelar dengan cepat, setidaknya untuk memperbaiki hubungan antar Korea dan menuntaskan soal Semenanjung Korea secara mendasar. Seakan mendapat isyarat, delegasi Korea Utara mengatakan Pyongyang bersedia menggelar pembicaraan dengan AS. Nampaknya rezim Pyongyang berkeinginan memberitahu dunia internasional bahwa negaranya tidak akan mengancam negara-negara tetangga, termasuk Korea Selatan, meski memiliki senjata nuklir.

Tanggapannya, Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan bahwa AS akan menunggu apakah pesan yang disampaikan Korea Utara tersebut merefleksikan langkah awal menuju denuklirisasi. Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya hanya akan berdialog dengan Korea Utara di bawah ‘kondisi yang tepat’. Para pengamat mengatakan AS tetap bersikeras pada posisi sebelumnya atas Korea Utara, tapi juga menyebutkan terbukanya kemungkinan dialog dengan Utara. Dalam situasi seperti ini, peranan Korea Selatan nampaknya menjadi semakin penting untuk mengatur dan menengahi kedua pihak, sehingga dapat menarik Korea Utara dan AS ke meja dialog.