Pada malam hari tgl. 6 Maret, kepala Kantor Keamanan Nasional Chung Eui-yong yang mengepalai delegasi Korea Selatan ke Korea Utara, menyampaikan pengarahan kepada publik tentang hasil perjalanan 2 hari mereka. Chung mengutarakan hasil kesepakatan akhir antar Korea yang diharapkan dapat menyediakan momentum penting bagi perdamaian abadi di Semenanjung Korea, sekaligus mengembangkan hubungan antar dua negara. Hasil positif sangat penting karena merupakan titik balik kepentingan dialog dalam diplomasi regional yang mengalami ketegangan genting, dipicu oleh rangakain provokasi nuklir dan rudal Korea Utara. Terlebih Seoul dan Pyongyang sepakat akan menggelar pertemuan tingkat tinggi antar Korea.

Bulan depan, pemimpin Korea Selatan dan Korea Utara akan duduk bersama di meja dialog untuk pertama kalinya sejak 11 tahun lalu. Hal tersebut merupakan kemajuan signifikan bagi Kim Jong-un yang tidak pernah mengggelar pertemuan puncak selama 6 tahun terakhir. Perlu diketahui bahwa Kim Jong-un akan menjadi pemimpin Korea utara pertama yang menginjakkan kaki di tanah Korea Selatan.

Tidak seperti KTT antar Korea sebelumnya, pertemuan puncak ke-3 memiliki makna kedua Korea akan mengirim pesan ke dalam dan ke luar negeri bahwa mereka telah berupaya keras untuk mengakhiri permusuhan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa keduanya berusaha membangun rasa saling menghormati dan memiliki kepercayaan pada pandangan yang lebih setara.

Presiden AS Donald Trump telah menyambut positif tawaran Korea Utara untuk perundingan denuklirisasi. Bersamaan dengan suasana dialog yang sedang dibuat, kunjungan delegasi Korea Selatan ke Korea Utara tampak sebagai dialog tiga arah yang melibatkan Korea Selatan, Korea Utara dan AS.