Pada tgl.8 Maret waktu setempat, Kepala Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong mengirimkan usulan KTT pemimpin Korea utara Kim Jong-un kepada presiden AS Donald Trump, yang menerima tawaran itu dengan segera. Chung tengah mengunjungi Washington untuk memberi penjelasan hasil kunjungannya ke Korea Utara kepada pemerintahan AS. Dengan terbentuknya pertemuan puncak antara Korea Utara dan AS yang belum pernah terjadi sebelumnya, diplomatik regional di seputar Semenanjung Korea menghadapi titik tolak penting.

Pertemuan puncak antar Korea dijadwalkan berlangsung pada bulan April, sementara KTT antara Korea Utara dan AS mungkin akan terjadi pada bulan Mei. Kini, perhatian baru tertuju pada pernyataan presiden Korea Selatan Moon Jae-in bahwa Seoul harus mengambil kursi pengemudi saat menangani masalah di Semenanjung Korea. Pemerintahan Moon Jae-in di Seoul menghimbau pentingnya peran Korea Selatan sebagai ‘pengemudi’ diplomasi wilayahnya. Untuk itu, pemerintahan Moon secara agresif mendorong Korea utara dan AS dan mengirimkan utusan khususnya ke Pyongyang awal bulan ini untuk menciptakan hasil yang nyata. Korea Selatan juga telah berbagi hasil perundaingan terbaru dengan Korea Utara, bersama negara-negara tetangga yang ikut memimpin dalam menangani masalah keamanan di wilayah tersebut.

Korea Selatan sedang membuat jaringan diplomatik yang solid untuk mempererat kerja sama internasional. Itu membantu meredakan keteganganan yang meningkat antara Korea Utara dan AS, sekaligus memudahkan proses pertemuan puncak antar Korea dan KTT antara Korea Utara dan AS. Kita harus menunggu dan melihat apakah peran mediasi Korea Selatan akan menghasilkan pencapaian yang substansial.