Bulan April dimulai dengan perkembangan diplomatik penting yang telah diantisipasi. Korea Selatan dan Korea Utara sepakat untuk menggelar KTT pada tgl.27 April. Pertemuan itu akan menandai KTT antar Korea yang pertama dalam 11 tahun dan yang ketiga menyusul pertemuan sebelumnya di tahun 2000 dan 2007.

Latihan militer tahunan Korea Selatan dan AS biasanya dimulai pada pertengahan bulan Maret dan dilanjutkan hingga akhir bulan April. Namun tahun ini, acara itu ditunda selama sekitar satu bulan karena Olimpiade dan Paralimpiade PyeongChang. Bahkan sebagian besar latihan terfokus pada pelatihan pertahanan dengan level yang rendah, mencerminkan suasana dialog di wilayahnya akhir-akhir ini. Juga ada spekulasi bahwa tahun ini, Korea Utara mungkin menurunkan level peringatan yang disebut ‘Hari Matahari’ pada tgl.15 April untuk memperingati kelahiran pendiri Korea Utara Kim Il-sung. Tahun lalu, Korea Utara menggelar pawai militer besar-besaran untuk merayakan Hari Matahari dan juga meluncurkan rudal jarak menengah Musudan untuk memaparkan kekuatan militernya. Namun tahun ini, Korea Utara tidak mungkin mengadakan parade militer atau provokasi bersenjata, karena negara itu juga ingin menjaga momentum dialog tetap berlangsung. Nampaknya kedua Korea tengah berupaya untuk mengatasi konfrontasi mereka menjelang KTT bilateral.

Kinerja dari pertemuan puncak pimpinan antar Korea akhir bulan ini diharapkan dapat menjadi batu ujian penting bagi masa kini dan masa depan dua Korea, yang harus mengulangi ketegangan dan konflik sejak Perang Korea. Kini kedua belah pihak sedang mempercepat persiapan mereka untuk KTT bilateral. Kita harus menunggu dan melihat apa yang akan disetujui oleh para pemimpin dua Korea terkait denuklirisasi dan pembagian Korea Utara. Tergantung pada hasilnya, April bisa menjadi bulan yang menentukan terbukanya jalan menuju rekonsiliasi antar Korea.