Titik permulaan KTT antar Korea tahun 2018 adalah Deklarasi Berlin, yang diumumkan presiden Korea Selatan Moon Jae-in, merujuk pada pembubaran struktur Perang Dingin, pembangunan perdamaian abadi di Semenanjung Korea dan komitmen untuk dialog. Namun Pyongyang mengkritik proposal tersebut dan hubungan antara Korea Utara dan AS juga semakin memburuk karena provokasi Korea Utara terus menerus. Namun upaya dialog konsisten dari pemerintah Seoul membawa perubahan. Hasilnya tanggal 27 April pemimpin dari dua Korea mengadakan pertemuan bersejarah di garis demarkasi militer. Pertemuan pertama antara Moon dan Kim yang mengesankan dunia, mengubah garis demarkasi militer yang memisahkan kedua Korea selama 65 tahun, menjadi tempat perdamaian.

Denuklirsasi merupakan agenda utama untuk KTT antar Korea tahun 2018. Seperti yang diinginkan Korea Selatan, Korea Utara menandatangani pernyataan tertulis kata ‘denuklirsasi’ untuk pertama kalinya. Para pemimpin dari kedua Korea juga sepakat untuk mencoba untuk mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea secara resmi tahun ini dan mengubah perjanjian gencatan senjata menjadi perjanjian damai. Deklarasi Panmunjom juga berupakan bentuk dedikasi peningkatan hubungan antar Korea, maka meningkatkan ekspektasi atas kerjasama ekonomi antar Korea, dimulai dengan kembali menghubungkan jalur kereta api lintas batas dan jalan-jalan. Deklarasi pekan lalu termasuk kesepakatan untuk membuka kantor penghubung bersama, mengadakan reuni keluarga yang terpisah pada tanggal 15 Agustus, mengakhiri aksi bermusuhan dan kunjungan presiden Moon ke Pyongyang pada musim gugur mendatang.

Seoul secara agresif memainkan peran pengantar antara Pyongyang dan Washington, yang memungkinkan perkembangan ke arah kesuksesan KTT antara Korea Utara dan AS. Washington juga memiliki ekspektasi tinggi untuk pertemuan dengan Korea Utara. Pertemuan puncak mendatang nampaknya akan menyelesaikan komitmen untuk denuklirsasi dan pembangunan perdamaian abadi di Semenanjung Korea dalam Deklarasi Panmunjom.