Korea Selatan dan Korea utara bertemu untuk mendiskusikan penyambungan dan modernisasi jalur rel kereta api lintas batas, sebagai kerangka dasar dari inisiatif bisnis antar-Korea. Delegasi dari Seoul dan Pyongyang menggelar sidang sub-komite bidang kerjasama rel kereta api di desa perbatasan Panmunjom pada tgl.26 Juni. Pembicaraan tentang penyambungan jalur rel dianggap sebagai tes penting dalam kerja sama ekonomi antar-Korea, pasca KTT antar Korea tgl.27 April lalu.

Seusai dua sesi diskusi pleno dan lima kontak antara perwakilan dari kedua pihak, Seoul dan Pyongyang menyepakati 5 poin bersama. Pertama, mereka akan memulai studi gabungan pada tgl.24 Juli di sisi Korea Utara garis lintas batas pada bagian barat dan kemudian rel kereta api yang berjalan di sepanjang wilayah timur Semenanjung Korea. Keduanya juga akan memeriksa bagian penghubung jalur Gyeongui antara Moonsan, Korea Selatan dan Gaeseong, Korea Utara, serta bagian penghubung jalur Laut Timur, antara Jejin di Selatan dan Gunung Geumgang di Utara pada pertengahan bulan Jul. Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan bersama, kedua Korea akan menyediakan langkah-langkah lanjutan, termasuk pembanguan sekitar stasiun kereta api dan pemasangan sistem sinyal dan komunikasi. Para pengamat mengatakan bahwa sesi di bidang kereta api baru-baru ini turut menetapkan kerangka dasar dari peta ekonomi di Semenanjung Korea.

Kunci kerja sama ekonomi antar-Korea adalah apakah sanksi atas Korea Utara akan dicabut? yang berarti butuh persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan Kongres AS. Dengan demikian, Korea Selatan harus menahan diri dari dorongan proyek ekonomi dengan Korea Utara tanpa harus terburu-buru, dengan terus berhati-hati sambil memeriksa kondisi kereta api Korea Utara.