Harian Jepang Mainichi Shimbun mengabarkan pada hari Rabu (4/6/2014) bahwa Korea Utara menyatakan tidak akan membuang senjata nuklirnya, saat berlangsung konsultasi Kementerian Luar Negeri tingkat direktur antara Korea Utara dan Jepang di Swedia pada tanggal 26 hingga 28 Mei lalu.

Jepang mendesak Korea Utara agar tidak melakukan 'uji coba nuklir jenis baru'. Namun, Korea Utara menyatakan pengembangan senjata nuklir dan pemulihan ekonominya adalah hal paling penting, sehingga akan tetap menjalankan dua hal tersebut.

Walaupun Korea Utara tetap menyatakan tekadnya untuk mengembangkan nuklir, Jepang sepakat untuk mencabut sanksi terhadap Korea Utara sebagai imbalan penyelidikan kembali warga Jepang yang diculik. Hal tersebut tampaknya akan memperbesar keprihatinan Korea Selatan dan AS.

Syarat soal senjata nuklir atau misil Korea Utara tidak termuat dalam dokumen kesepakatan antara Korea Utara dan Jepang yang diumumkan pada tanggal 29 Mei lalu. Hal tersebut juga berkaitan dengan pernyataan Korea Utara yang tidak akan membuang program nuklirnya.

Sementara, pejabat tinggi pemerintah Korea Selatan menyatakan dialog denuklirisasi tidak akan berjalan dengan negara yang mengembangkan senjata nuklir dan ekonominya sekaligus.