Sebuah kelompok hak-hak sipil di Korea Selatan untuk perempuan yang dipaksa menjadi budak syahwat oleh militer Jepang selama Perang Dunia II mengadakan acara di markas PBB di Jenewa pada hari Jumat (13/6/2014).
Setelah pemutaran animasi berdurasi 10 menit yang didasarkan wawancara seorang mantan wanita penghibur paksa, Chung Seo-woon, kepala ketua dewan tersebut, Yoon Mee-hyang, memberikan pidato.
Yoon mengatakan jumlah korban yang dipaksa menjadi budak syahwat militer Jepang, diperkirakan sekitar 200 ribu orang dan mendesak agar tanggal 14 Agustus dijadikan hari peringatan korban wanita penghibur paksa dunia.
Acara tersebut diselenggarakan Dewan Korea untuk Wanita Korban Perbudakan Syahwat Militer Jepang, dan bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang masalah ini, serta mendesak pemerintah Jepang meminta maaf atas kekejaman mereka di masa perang.
Pada tanggal 14 Agustus 1991, nenek Kim Hak-soon dari Korea Selatan membuka masalah ini pada dunia tentang kekejaman perang Jepang.
Dewan tersebut mengatakan lebih dari 1.500.000 orang dari 92 negara telah menandatangani petisi penetapan hari perbudakan syahwat sedunia dan rencananya akan disampaikan kepada pemerintah Jepang pada bulan Agustus.