Seorang korban budak seks Jepang mengkritik penyelidikan pemerintah Jepang atas keabsahan Pernyataan Kono 1993.
Pada hari Senin (23/6/2014), Gil Won-ok yang berusia 80-an tahun, berbagi pengalamannya di Universitas Sorbonne di Paris.
Gil mengatakan dengan menyelidiki legitimasi Pernyataan 1993, Jepang memublikasikan sendiri kesalahan yang dilakukannya. Pernyataan Kono merupakan pernyataan maaf resmi pemerintah Jepang atas kejahatan perbudakan syahwat di masa perang. Gil menambahkan masyarakat tidak akan mendengarkan bualan tersebut.
Komentar Gil muncul setelah pada minggu lalu pemerintah Jepang berusaha meminimalkan arti permintaan maaf pernyataan tersebut dengan mengatakan Seoul dan Tokyo bekerja sama merumuskan pernyataan dalam dokumen tersebut sebelum diumumkan pada tahun 1993.
Pernyataan ini menjadi pertama kalinya Jepang mengakui keterlibatan militernya dalam pemaksaan perempuan-perempuan sebagai budak syahwat semasa Perang Dunia II dan dinilai sebagai permintaan maaf resmi Jepang atas kesalahannya.
Dewan Korea untuk Wanita Budak Syahwat Militer Jepang akan berkumpul di dekat Menara Eiffel pada hari Rabu (25/6/2014), meminta penyelidikan menyeluruh untuk memulihkan martabat dan HAM para korban.
Kelompok Sipil Korsel menjalankan protes mingguan di depan Kedutaan Besar Jepang di Seoul setiap hari Rabu sejak tahun 1992.