Militer Amerika Serikat memutuskan memeriksa seluruh armada jet tempur F-35, setelah terjadi kebakaran mesin baru-baru ini dan masalah-masalah lain pada model ini. Pemerintah Korea Selatan memilih pesawat tempur siluman sebagai jet tempur generasi masa depan pada awal tahun ini, namun belum menandatangani kontraknya.
Militer AS memeriksa 97 pesawat pembom siluman dari seluruh armada, setelah terjadi kebakaran mesin utama pekan lalu. Sumber-sumber mengatakan mesin membakar hingga bagian atas pesawat saat mencoba lepas landas di sebuah pangkalan udara Florida.
Pilot tidak mengalami luka, tapi itu hanyalah masalah terbaru dari sejumlah masalah pada pesawat perang kontroversial ini. Model bermesin tunggal ini juga sempat mengalami kebocoran minyak dalam penerbangan bulan lalu.
Pada bulan Maret, Korea Selatan memutuskan membeli 40 unit F-35A melalui proses penjualan militer luar negeri AS (FMS) mulai dari 2018. Administrasi Program Pertahanan Akuisisi Seoul (DAPA) menetapkan biaya pengadaan sebesar 7,4 triliun won dan menunggu penandatanganan kesepakatannya pada akhir kuartal ketiga.
Jepang, Kanada dan Israel juga mempertimbangkan untuk membeli pesawat berteknologi tinggi ini. Sementara Australia, Italia, Belanda, Norwegia dan Turki sudah menempatkan pesanan mereka.
Juru bicara DAPA mengatakan Korea Selatan telah meminta AS memberikan penjelasan mengenai kebakaran mesin tersebut. Namun, pemerintah mengatakan rencana membeli pesawat kontroversial tidak akan berubah karena masih ada beberapa tahun lagi sebelum pengiriman aktual F-35 pada 2018.