Badan Intelijen Negara (NIS) Korea Selatan telah mengubah nama pusat penyelidikan bagi para pembelot Korea Utara.
Setelah adanya kritik atas nama pusat tersebut sebelumnya, NIS pada Selasa mengumumkan bahwa pihaknya telah memberikan nama baru, yaitu Pusat Perlindungan untuk Pembelot Korea Utara.
Nama sebelumnya, yaitu Pusat Interogasi Gabungan, dikritik melanggar hak asasi manusia, sebab memberikan kesan bahwa seluruh pembelot dari Korea Utara adalah penjahat.
NIS kemudian juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan meningkatkan pendidikan HAM bagi pekerja di pusat tersebut. Pendidikan akan diberikan oleh para ahli hukum yang akan ditunjuk oleh NIS sebagai petugas-petugas perlindungan HAM.
Petugas-petugas itu juga akan memberikan konseling hukum bagi para pembelot Korut dalam isu-isu HAM dan hal lainnya. Mengingat lebih dari 70 persen pembelot merupakan perempuan, maka pihak NIS mengatakan bahwa kemungkinana akan menunjuk beberapa pengacara wanita sebagai petugas perlindungan HAM.
Pusat tersebut di buka pada tahun 2008 dan merupakan tempat pertama yang dikunjungi oleh para pembelot dari Korea Utara sebelum mereka memulai kehidupan yang baru di Korea Selatan.