Sumber berita setempat menyatakan pada hari Rabu (06/08/2014) bahwa Gedung Putih memiliki rencana untuk mengundang nenek-nenek yang dipaksa sebagai wanita penghibur selama Perang Dunia Kedua dan mengadakan pertemuan kedua dengan mereka.
Diperkirakan pertemuan kedua tersebut dihadiri baik oleh pejabat di bidang sosial maupun keamanan dan diplomasi dari Gedung Putih, sehingga pertemuan tersebut bermakna lebih istimewa.
Jika pejabat khusus kebijakan luar negeri AS ikut hadir di dalam pertemuan tersebut, maka masalah perbudakan seksual wanita secara paksa mungkin akan dipertimbangkan juga sebagai kebijakan diplomasi, bukan hanya masalah hak asasi manusia.