Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menegaskan hak dan kehormatan wanita pada pidato dalam sesi debat umum di Sidang Umum PBB yang ke-69 di New York, AS.
Isu tentang wanita penghibur paksa dalam masa perang Jepang sama sekali tidak disinggung dalam pidatonya.
Jepang juga menyatakan niatnya untuk menjadi anggota Dewan Keamanan PBB.
Pidato Abe berlangsung selama 30 menit dan hampir sepertiga waktunya digunakan untuk memaparkan masalah wanita.
Abe menekankan pemerintah Jepang sudah berusaha keras menghapuskan pembedaan pada wanita. Ditambahkannya, setiap kali konflik terjadi kaum wanitalah yang banyak menjadi korban dan Jepang tetap berupaya menghapus kekerasan bagi wanita di abad ke-21 ini.
Korea Selatan dan Jepang tengah menyoroti pengaruh pidato Abe yang tidak menyebut masalah wanita penghibur paksa pada kemungkinan bertemunya pemimpin kedua negara.