Institute for Science and International Security (ISIS) menyatakan reaktor nuklir berkekuatan 5 MW di Yongbyon tidak beroperasi. ISIS memberikan kesimpulan tersebut setelah membandingkan dan menganalisis foto-foto satelit yang diambil pada tanggal 27 Agustus dan 29 September lalu.
Menurut mereka, uap dan air pendingin yang dikeluarkan saat mendinginkan reaktor tidak lagi terlihat pada foto satelit terakhir. Namun, ISIS mengatakan ada kemungkinan terjadi kerja perbaikan fasilitas pendingin dan turbin di dalam reaktor karena, selama beberapa tahun belakangan, Korea Utara telah membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memperbaiki fasilitas reaktor.
Yang dikhawatirkan adalah dihentikannya reaktor berhubungan dengan pengisian kembali bahan bakar atau penggantian batang bahan bakar. Alasannya adalah karena plutonium 3 hingga 5 kg dapat dikeluarkan saat proses penggantian batang bahan bakar, dan plutonium tersebut dapat digunakan sebagai senjata nuklir.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkan reaktor berkekuatan 5 MW beroperasi di Yongbyon, Korea Utara, pada bulan lalu. Pihaknya mengeluarkan resolusi mendesak dihentikannya kegiatan nuklir Korea Utara pada tanggal 26 September lalu.
Sebelumnya, Korea Utara telah menyatakan mengoperasikan kembali fasilitas nuklir Yongbyon yang sempat dihentikan sesuai kesepakatan pertemuan segi enam tahun 2007.