Korea Utara mengklaim saluran dialog dengan masyarakat internasional terbuka untuk diskusi masalah hak asasi manusia mereka.
Misi permanen Korea Utara untuk PBB menyatakan sikap tersebut selama sesi penjelasan tentang hak asasi manusia Korut di markas PBB di New York pada hari Selasa (7/10/2014) yang dihadiri sekitar 100 wartawan dan diplomat.
Wakil Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Ri Tong-il, menegaskan Korea Utara akan terus membuka dialog dan bekerja sama dengan komunitas internasional terkait isu hak asasi manusia.
Choe Myong-Nam, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang bertanggung jawab atas urusan PBB dan isu-isu hak asasi manusia, mengatakan kendala terbesar mempromosikan hak asasi manusia di Korea Utara adalah Amerika Serikat, dan menyatakan penentangannya atas resolusi PBB yang bermotifkan politik hak asasi manusia Korea Utara.
Ia juga mengklaim tidak ada kamp-kamp penjara di Korea Utara, hanya pusat penahanan tenaga kerja.
Hari Selasa menjadi penyelenggaraan sesi pertama Korea Utara atas kondisi hak asasi manusia di depan organisasi dunia tersebut. Para pengamat mengatakan sesi ini cenderung menjadi bagian strategi pertahanan aktif Korea Utara dalam menghadapi tekanan masyarakat internasional yang tumbuh atas pelanggaran hak asasi manusia Korea Utara.
Sesi itu muncul disaat PBB mempersiapkan adopsi resolusi masalah ini di Majelis Umum bulan depan.