Pemerintah Jepang mengkritik pernyataan mantan Sekretaris Kabinet Yohei Kono yang dirilis pada Pernyataan Kono 1993, permintaan maaf bersejarah atas perbudakan syahwat di masa perang Jepang.
Pada pertemuan Majelis Tinggi Jepang di hari Selasa (21/10/2014), Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga, mengangkat masalah Pernyataan Kono pada 4 Agustus 1993, yang mengatakan militer Jepang memaksa para wanita melayani tentara Jepang.
Suga menyebut Pernyataan Kono sebagai masalah serius dan mengatakan pemerintah Jepang percaya bahwa kehormatan dan kepercayaan yang telah hilang dari Jepang harus dipulihkan.
Sebagai tanggapannya, anggota parlemen Yoshio Yamashita dari Partai Komunis Jepang mengatakan masyarakat internasional mengungkapkan bahwa para korban itu adalah "budak syahwat" dan jika Jepang menyangkal keseluruhan masalah tersebut, ini akan menghilangkan kepercayaan dunia.