Kritikan diangkat di Amerika Serikat atas upaya pemerintah Jepang dan kelompok sayap-kanan yang ingin menghapus bagian tentang wanita penghibur paksa militer Jepang di masa perang di buku pelajaran sejarah Amerika Serikat.
Profesor jurusan sejarah di Universitas Connecticut, Alexis Dudden, menuduh upaya itu sebagai ancaman atas kelangsungan kebebasan akademis.
Seorang pakar AS urusan Asia Timur Laut, yang meminta anonim, menegaskan pada kontribusi artikel di The Nelson Report bahwa para ahli dan perusahaan penerbitan Amerika Serikat semestinya menyerukan agar Jepang berhenti memutarbalikkan sejarah masa silam pada buku pelajaran Amerika.
The Wall Street Journal pernah melaporkan seorang pejabat dari Konsul Jendral Jepang di New York bertemu pejabat sebuah perusahaan penerbitan Amerika Serikat pada bulan lalu dan meminta merevisi bagian buku pelajaran yang berkaitan dengan wanita penghibur militer Jepang. Namun, perusahaan tersebut menolak permintaan Jepang.