Salah satu penerbit AS mengatakan buku-buku mereka berdiri di belakang fakta-fakta sejarah mengenai perbudakan syahwat masa perang Jepang selama Perang Dunia II, dan menolak permintaan Jepang untuk mengubah isinya.
Penerbit tersebut, McGraw-Hill, mengatakan pemerintah Jepang telah mendekati mereka dengan permintaan mengedit konten sejarah. Namun, McGraw-Hill menjawab penerbit ini berada di belakang penulisan, penelitian, dan presentasi penulisnya.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan dalam pertemuan parlemen awal pekan ini bahwa ia terkejut dengan isi buku teks yang menyatakan "Tentara Jepang merekrut, mengerahkan, dan memaksa sebanyak 200 ribu wanita berusia 14 hingga 20 tahun untuk melayani rumah bordil militer."
Abe mengatakan pemerintah akan terus berupaya mengubah pandangan yang disebutnya keliru atas tindakan negara Jepang selama masa perang.