Media-media berita Jerman menilai Kanselir Jerman Angela Merkel terampil menyinggung isu-isu sejarah Tokyo selama dua hari berada di Jepang.
Media Jerman mencatat kanselir menekankan pentingnya menghadapi dan merenungkan masa lalu dengan membagi pengalaman Jerman.
Media menyoroti bahwa kanselir menggunakan kata "budak syahwat" bukan "perempuan penghibur" saat dia berbicara di hadapan anggota parlemen oposisi Jepang dan mengajak pemerintah Jepang harus secara benar menyelesaikan perbudakan syahwat di masa perang.
Harian liberal Süddeutsche Zeitung mengatakan pilihan Merkel berbicara di markas Asahi Shimbun adalah sinyal tidak langsung, seraya mencatat harian itu merupakan oposisi pemerintah Jepang soal liputan perbudakan syahwat.
Süddeutsche Zeitung menambahkan Merkel mungkin sangat mempertimbangkan cara menyelesaikan masalah sejarah tanpa mencela atau mengajari pemerintah Jepang, dan menyimpulkan Merkel ulung dalam membahas subjek sensitif.
Harian moderat Frankfurter Allgemeine Zeitung mengatakan Merkel membuat jelas posisinya dengan memilih berbicara di markas Asahi Shimbun. Harian itu kemudian mengecam NHK Jepang karena tidak menyebutkan di mana kanselir berbicara dan menutupi isi pidatonya.