Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kembali menyatakan soal sejarah harus didekati dengan cara merekonsiliasi kekejaman perang Jepang.
Wakil jubir kementerian, Marie Harf, menegaskan sikap Amerika Serikat saat pengarahan rutin hari Senin (23/03/2015). Tapi, dia tidak menyinggung rincian seruannya yang mencegah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berpidato di hadapan sesi gabungan Kongres sebelum Jepang meminta maaf atas kejahatan perang yang dilakukannya.
Harf mengutarakan pemerintah Amerika Serikat menekankan isu sejarah harus didekati dengan cara mempromosikan pemulihan dan rekonsiliasi bagi semua pihak.