Iran menyepakati penyediaan rancangan kesepakatan dengan 6 negara utama, termasuk AS, hingga akhir bulan Juni, yang menjadi batas akhir perundingan soal nuklir.
Kini, perhatian tertuju pada dampak kesepakatan ini bagi perundingan nuklir dengan Korea Utara.
Di AS, kini muncul pandangan positif dan negatif soal prediksi perundingan nuklir dengan Korut, tapi pandangan negatif lebih mendominasi.
Pendapat positif muncul yang didasari kemungkinan ‘dialog dan negosiasi’ dalam perundingan dengan Korut, sebagaimana halnya dengan Iran. Presiden Barack Obama yang berhasil menormalisasi hubungan diplomatik dengan Kuba dan negosiasi nuklir Iran, mungkin akan mencoba bertransaksi dengan Korut di akhir masa jabatannya.
Sementara, pendapat negatif muncul yang didasari banyaknya pandangan yang melihat persoalan nuklir antara Iran dan Korut adalah berbeda. Ini karena Iran memiliki argumen soal penggunaan nuklir damai dalam kesepakatan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT), sementara Korut sudah 3 kali melakukan uji coba nuklir di luar NPT.
Namun, ada juga yang memandang masalah nuklir Korut akan tertunda karena pemilu dan akan dikelola pemerintahan yang baru.