Anggota Kongres AS mendesak Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang akan berpidato di hadapan sesi gabungan Kongres AS untuk meminta maaf atas kejahatan perang yang dilakukan negaranya.
Tiga anggota Kongres AS melalui pidato khusus di hari Selasa (21/4/2015) waktu setempat, meminta Abe mengakui kejahatan perang termasuk soal wanita penghibur paksa saat berpidato di Kongres AS.
Pidato anggota Kongres AS itu secara khusus menjadi perhatian karena dihadiri seorang korban wanita penghibur paksa bernama Lee Yong-soo yang pernah menjadi saksi saat rapat dengar pendapat Kongres AS di tahun 2007.
Menjelang pidato Abe, Jepang tengah melakukan kegiatan lobi terhadap Kongres AS. Namun, pidato anggota Kongres ini dilakukan secara mendadak tanpa diketahui sebelumnya.
Ini menjadi tekanan bagi Abe menjelang pidatonya di Kongres yang direncanakan pada tanggal 29 April.