Pekan Pembebasan Korea Utara mulai berlangsung di Washington, Amerika Serikat, untuk memperlihatkan kondisi HAM Korea Utara dan mencari solusinya.
Komisi HAM Korea Utara yang merupakan badan non-pemerintah di Amerika, merilis sebuah laporan dengan judul 'Gudang senjata aksi teror', yang menegaskan Korea Utara harus kembali ditetapkan sebagai negara pendukung terorisme.
Dalam laporan itu, Korea Utara disebut terus meningkatkan dukungan material kepada kelompok-kelompok terorisme. Contoh yang dikemukakan pada tahun 2009, satu tahun setelah Korea Utara dicabut dari daftar negara pendukung terorisme, menjelaskan sejumlah kapal Korea Utara menuju Iran, yang dibenarkan memuat senjata. Senjata-senjata itu disebut-sebut diteruskan ke kelompok terorisme.
Laporan itu juga menunjukkan kasus peretasan Sony di akhir tahun lalu juga dipicu serangan dari Korea Utara.
Dalam jumpa pers, Pemimpin Siaran Pembebasan Korea Utara, Kim Sung-min, menyatakan target pertama kegiatan ini adalah agar Korea Utara kembali ditetapkan sebagai negara pendukung terorisme. Ia lebih jauh mengatakan akan mengajukan petisi kepada parlemen Amerika Serikat yang mendesak penyelesaian RUU sanksi bagi Korea Utara.