Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang mengunjungi Amerika Serikat, mengatakan "sangat sedih" saat berpikir soal korban perbudakan syahwat, tetapi menolak meminta maaf.
Abe merespons pertanyaan tentang apakah ia akan meminta maaf atas perbudakan syahwat di masa perang Jepang saat konferensi pers bersama Presiden AS, Barack Obama, setelah pertemuan puncak di hari Selasa (28/4/2015).
Abe mengatakan dia sangat sedih ketika berpikir soal "wanita penghibur" yang ia sebut korban perdagangan manusia. Ia menambahkan dirinya mendukung dan tidak berniat merevisi Pernyataan Kono 1993, yang mengakui Tentara Kekaisaran Jepang memaksa para wanita bekerja di rumah bordil selama Perang Dunia II.
Kelompok-kelompok sipil di Korea Selatan dan negara-negara lain serta kelompok anggota parlemen AS telah mendesak permintaan maaf Abe atas perbudakan syahwat.