Isu korban bom nuklir asal Korea Selatan, yang membumihanguskan Jepang selama Perang Dunia Kedua, untuk pertama kalinya muncul pada pertemuan PBB di hari Jumat (1/5/2015).
Selama Konferensi Tinjauan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT) di markas besar PBB di New York di hari Jumat , korban bom atom warga Korea, Shim Jin-tae, berbicara pada pertemuan tersebut.
Pria berusia 72 tahun mengatakan banyak korban bom atom Korea, termasuk almarhum ayahnya, diambil paksa sebagai buruh di zaman kolonial Jepang.
Dia berargumen bahwa sekitar 43 ribu korban yang selamat dan kembali ke Korea telah meninggal dunia dan sekarat akibat efek radiasi tanpa mendapatkan perawatan medis yang benar.
Dia terutama mengkritik Jepang yang benar-benar mengabaikan para korban bom atom warga Korea, dan menuntut permintaan maaf dan kompensasi dari Tokyo.
Sekitar 100 ribu warga Korea menjadi korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945. Setengah dari mereka meninggal di tempat kejadian, sementara 43 ribu dari 50 ribu korban kembali ke Korea.