Mantan wartawan harian Asahi, Jepang, yang pertama kali meliput bukti korban wanita penghibur paksa, Uemura Takashi, mengatakan masalah wanita penghibur paksa adalah kenyataan sejarah.
Dalam kuliah di Universitas New York, AS, pada hari Jumat (2015/05/04), Uemura Takashi mengatakan soal wanita penghibur paksa adalah kenyataan sejarah pemerintah Jepang yang harus dimintakan maaf.
Lebih jauh dikatakannya, pengakuan wanita penghibur paksa dari pemerintahan Jepang adalah demi membela demokrasi Jepang yang direnggut selama sekitar 70 tahun sejak Perang Dunia ke-2.
Mantan wartawan Uemura Takashi, pada bulan Agustus 1991 lalu, untuk pertama kalinya membeberkan fakta almarhum korban wanita penghibur paksa bernama Kim Hak-sun.