Pemimpin negara-negara industri Kelompok Tujuh, atau G7, mengecam pembangunan nuklir Korea Utara dalam sebuah deklarasi bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan tahunan mereka.
Menutup KTT dua hari di Jerman pada hari Senin (8/6/2015), para pemimpin itu mengatakan mereka sangat mengutuk kelanjutan pengembangan program rudal nuklir dan balistik Korea Utara.
Mereka juga mengkritik pelanggaran HAM Pyongyang dan penculikan warga negara asing.
Pada retret di Pegunungan Alpen Bavaria, para pemimpin itu juga menyuarakan keprihatinan mereka tentang sengketa teritorial di Laut Cina Selatan. Tanpa membuat referensi khusus ke Cina, yang telah dikritik karena melakukan reklamasi luas di wilayah itu, negara G7 menyatakan penentangan yang kuat atas segala bentuk penggunaan intimidasi, pemaksaan atau kekerasan, serta tindakan sepihak yang berusaha mengubah status quo.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilarang mengikuti KTT ini ketiga kalinya karena agresi Rusia di Ukraina. Seraya menyerukan resolusi damai, para pemimpin tersebut mengangkat kemungkinan sanksi baru terhadap Moskow. Dalam komunike bersama, negara-negara tersebut menyatakan "siap mengambil tindakan pembatasan lanjutan untuk meningkatkan biaya yang harus Rusia keluarkan atas tindakannya."
Perubahan iklim juga menjadi prioritas pembahasan, dengan para pemimpin setuju mengambil langkah-langkah menghilangkan penggunaan bahan bakar fosil pada tahun 2100 dan menyerukan peraturan lingkungan yang kuat di seluruh dunia.
Berdasarkan perjanjian tersebut, mereka diperkirakan hadir dengan target lingkungan yang lebih spesifik pada konferensi perubahan iklim PBB di Paris pada bulan Desember.