Seorang korban perbudakan syahwat di masa perang Jepang telah meminta pemerintah Jepang mengajarkan sejarah dengan benar kepada anak-cucunya, seraya mengatakan mereka tidak dapat mengubah sejarah.
Kim Bok-dong membuat pernyataan setelah peletakan bunga di monumen yang didedikasikan bagi wanita yang dipaksa menjadi budak syahwat oleh militer Jepang selama Perang Dunia II di Fairfax County, Virginia, pada hari Kamis (2/7/2015).
Wanita berusia 89 tahun mendesak pemerintah Jepang menghentikan menceritakan kebohongan bahwa warga sipil yang bertanggung jawab atas pemaksaan budak syahwat. Dia mengatakan Jepang harus mengakui kesalahan di masa lalu dan meminta maaf.
Kim kemudian mengunjungi Departemen Luar Negeri AS dan mengatakan kepada pejabatnya bahwa sebelum dia meninggal, dia ingin melihat pemerintah Jepang mengakui kesalahannya, secara resmi meminta maaf dan membayar kompensasi.
Yoon Mi-hyang, kepala kelompok advokasi Dewan Korea untuk Wanita Dipaksa Bagi Perbudakan Syahwat Militer Jepang, mengatakan pejabat di departemen tersebut menjawab bahwa Amerika Serikat telah menuntut agar pemerintah Jepang segera menyelesaikan masalah perbudakan syahwat.