Sekelompok anggota Kongres AS menyatakan menentang pendaftaran fasilitas industri perang Jepang ke dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Anggota Kongres Mike Honda bersama lima anggota parlemen lainnya mengirim surat kepada ketua Komite Warisan Dunia, Maria Bohmer, pada hari Jumat (3/7/2015), mendesak komite meminta pemerintah Jepang merevisi daftarnya.

Dalam surat itu, mereka mengatakan proposal Tokyo untuk memasukkan peninggalan sejarahnya tidak mencerminkan sejarah tawanan perang Pasukan Sekutu selama Perang Dunia II.

Mereka mengatakan selama Jepang gagal untuk secara resmi mengakui bahwa pasukan militernya menggunakan tawanan perang sebagai budak, penjelasannya soal fasilitas industri di masa perang tetap tidak lengkap.

Tokyo berusaha mendapatkan status Warisan Dunia UNESCO atas 23 situs industri era Meiji, tujuh di antaranya adalah lokasi kerja paksa bangsa Korea termasuk di tambang batubara Pulau Hashima dan Galangan Kapal Nagasaki.