Majelis Rendah Amerika Serikat pada tanggal 30 Juli mengadakan upacara peringatan 8 tahun lolosnya resolusi tentang wanita penghibur paksa dan mendesak pemerintah Jepang menyelesaikan soal itu.
Para anggota parlemen menuntut dengan keras agar masalah wanita penghibur yang dipaksa oleh militer Jepang di masa perang segera dituntaskan, usai menyaksikan film dalam rangka memperingati 8 tahun lolosnya resolusi.
Anggota parlemen Mike Honda mengatakan masalah wanita penghibur paksa adalah juga kekerasan bagi wanita di masa silam, sekarang, dan masa depan.
Dalam peringatan 8 tahun lolosnya resolusi wanita penghibur paksa, sebanyak 500 cendekiawan dunia, termasuk dari Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama. Mereka menyerukan agar Perdana Menteri Shinzo Abe menyampaikan introspeksi diri dan permohonan maaf yang jujur dalam pernyataannya di peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II.
Menjelang pidato Abe yang direncanakan bulan depan, masyarakat internasional tampak meningkatkan tekanannya untuk mendesak penyelesaian mendasar soal wanita penghibur.
Sementara itu, dua korban wanita penghibur, termasuk nenek Ryu Hee-nam melayangkan gugatan kepada pemerintah dan 7 perusahaan Jepang di pengadilan Amerika Serikat untuk meminta kompensasi.