Kritik terus disuarakan dari AS atas pidato Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada hari Jumat (14/8/2015), untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II, yang tidak ada permintaan maaf atas agresi masa perang Tokyo.
Anggota kongres Ed Royce yang memimpin Komite Urusan Luar Negeri Parlemen AS mengeluarkan pernyataan dan mengatakan bahwa ia mengharapkan Perdana Menteri Abe akan menyelesaikan masalah sejarah, melalui bahasa yang lebih jelas dan lebih langsung daripada ketika ia berada di sidang gabungan Kongres AS pada bulan April. Namun, dia mengatakan harapannya tidak terpenuhi.
Royce mengatakan Abe juga tidak meminta maaf kepada para korban Korea dan negara-negara tetangga lainnya yang menjadi korban pendudukan imperialis Jepang.
Dia mengatakan pernyataan Abe bahwa Jepang sudah cukup meminta maaf itu sendiri sudah sangat mengecewakan.
Anggota kongres tersebut menyesalkan perdana menteri tidak menyinggung pemerintahan kolonial dan kejahatan seksual di masa perang. Dia mengatakan pidato hari Jumat menjadi peluang lain yang hilang begitu saja untuk meredakan perselisihan historis antara Korea dan Jepang.