Para anggota parlemen dari Korea Selatan, AS, Kanada, Selandia Baru, dan Inggris membentuk pertemuan internasional untuk mencegah perbudakan syahwat dan perdagangan manusia.
Mereka membuka jumpa pers pertama pada tgl.23 November waktu setempat di markas besar PBB di New York, AS, dan menyatakan akan mendesak Jepang untuk meminta maaf secara resmi terkait masalah wanita korban perbudakan syahwat oleh tentara Jepang saat Perang Dunia Kedua.
Pertemuan itu disebut 'Pertemuan Anggota Parlemen untuk Korban Perbudakan Syahwat.' Anggotanya terdiri dari Lee Jasmin dari Korea Selatan, Michael Honda dari AS, Yonah Martin dari Kanada, Melisa Lee dari Selandia Baru, Fiona Claire Bruce dari Inggris.
Mereka berencana akan membuka forum internasional pertama pada tahun depan. Menurut Lee Jasmin, 33 orang anggota parlemen dari partai berkuasa dan oposisi Korea Selatan menyatakan dukungan.