CNN mengungkapkan sebuah wawancara dengan seorang pendeta asal Kanada berdarah Korea, Lim Hyeon-soo, yang ditahan di Korea Utara.
Dalam wawancara yang dilakukan di sebuah ruang konferensi di Pyongyang, Lim mengatakan bahwa dirinya bekerja delapan jam sehari, enam hari seminggu dengan waktu istirahat.
Pendeta Lim mengatakan bahwa dia menggali lubang untuk menanam pohon-pohon apel di kebun penjara. Dia juga menambahkan bahwa dirinya belum melihat tahanan lainnya saat bekerja.
Lim, 60 tahun, merupakan pendeta dari Gereja Cahaya Korea Presbiterian di Toronto yang telah melakukan kegiatan kemanusiaan di Korea Utara sejak tahun 1997. Dia ditahan pada bulan Februari tahun lalu.
Pada bulan Desember tahun lalu, Pengadilan Tertinggi Korea Utara menghukum Lim dengan hukuman kerja paksa seumur hidup atas upaya menggulingkan pemerintah.
CNN juga melaporkan bahwa karena pakaian tahanan yang dipakai Lim sangat longgar, maka sulit untuk mengatakan apakah Lim mengalami penurunan berat badan atau tidak. Namun, Lim tampak cukup sehat.