Dua wanita korban perbudakan syahwat selama masa perang, nenek Lee Ok-seon dan Kang Il-chul mengadakan jumpa pers yang dihadiri 30 orang wartawan di Tokyo, Jepang pada hari Selasa (26/1/2016) dan mengkritik kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang akhir tahun lalu.
Nenek Lee Ok-seon mengatakan dirinya tidak akan diam karena diberikan sejumlah uang, dan merasa marah atas kesepakatan yang dicapai tanpa melibatkan mereka.
Sementara itu Nenek Kang Il-chul juga mengatakan kesepakatan itu tidak boleh dicapai kecuali melibatkan para korban yang mengalami kesengsaraan di luar negeri. Menurut Kang hal itu merupakan kesalahan pemerintah Jepang dan PM Abe, bukan kesalahan dari masyarakat Jepang. Ditambahkannya, Abe harus meminta maaf kepada para korban dan juga memberi kompensasi.
Dua nenek itu dibawa ke Cina saat berusia 16 tahun dan dipaksa sebagai wanita penghibur untuk tentara Jepang selama masa perang.