Dewan Keamanan PBB megnadakan rapat mendadak pada hari Minggu (07/02/2016) dan mengeluarkan pernyataan keras mengutuk peluncuran misil Korut sebagai sesuatu yang "berbahaya dan pelanggaran serius" terhadap resolusi PBB.
Duta Besar PBB dari Venezuela yaitu Rafael Dario Ramirez Carreno, yang bertindak sebagai presiden DK PBB bulan ini, mengatakan bahwa peluncuran tersebut merupakan upaya Korut untuk melanjutkan sistem peluncuran senjata nuklir nya dan itulah yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap resolusi DK PBB.
DK PBB juga bermaksud untuk mengeluarkan "tindakan-tindakan signifikan" di dalam resolusi baru terhadap Korut.
Semua anggota DK PBB setuju perlunya "dikeluarkannya resolusi baru" dengan tindakan-tindakan tegas terlebih dengan adanya provokasi dari Korut yang meluncurkan roket baru-baru ini apalagi DK PBB pun baru saja selesai mengeluarkan sanksi terkait tes nuklir Korut bulan lalu.
Korea Selatan, AS, dan Jepang mengecam peluncuran misil Korut sebagai ancaman nyata pada seluruh dunia termasuk Semenanjung Korea dan AS.
Duta Besar dan Perwakilan Abadi Korea Selatan di PBB, Oh Joon, mengatakan bahwa dengan diluncurkannya misil itu, Korut melanjutkan aksi yang mengancam keamanan dan perdamaian global.
Perundingan untuk memberikan sanksi terhadap Korut yang sebelumnya ditanggapi secara dingin oleh China dan Rusia, akhir-akhir ini juga semakin intensif dilakukan.
Washington mengatakan bahwa pihaknya menekankan adanya sanksi yang lebih menyeluruh dan bukan sekedar sanksi pembatasan perdagangan senjata saja.
Sebagian besar anggota DK PBB diketahui memiliki sikap yang tegas terkait isi resolusi serta meminta untuk segera diberlakukannya resolusi tersebut.
Saat ini China juga tengah tertekan karena negara itu juga merasa terbebani untuk memberikan sanksi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.