Kementerian Pertahanan AS mengeluarkan pernyataan resmi terkait ancaman Korea Utara untuk melakukan serangan lebih dahulu. Ancaman itu dikeluarkan sebagai respons terhadap pelaksanaan latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS, yang diklaim Pyongyang sebagai upaya untuk menyerang Korea Utara.
Juru bicara Pentagon, Jeff Davis, pada hari Senin (7/3/2016) waktu setempat, mendesak Korea Utara untuk menghentikan ancaman, karena provokasi itu hanya akan meningkatkan ketegangan wilayah.
Reaksi AS atas ancaman Korea Utara lebih kuat dibandingkan masa lalu. Sehubungan dengan ancaman Kim Jong-un yang akan menyerang AS dengan senjata nuklir, Pentagon mengabaikannya dengan mengatakan kemampuan Korea Utara dalam memperkecil senjata nuklir belum terbukti, dan Washington selalu siap memberi balasan.
Pemerintah AS juga menekankan pihaknya akan memberikan sanksi yang lebih keras terhadap Korea Utara. Menurutnya, tujuan pemberian sanksi tersebut adalah membuat Korea Utara kembali ke meja perundingan denuklirisasi.
Untuk mendorong hal itu, sanksi keras AS langsung diterapkan kepada Korea Utara seperti halnya kasus Iran.