Dinas Pendidikan San Francisco AS memutuskan untuk menyelesaikan proses memuat masalah wanita perbudakan syahwat di dalam buku pelajaran SMP dan SMA sampai bulan Agustus mendatang.
Seorang anggota dinas pendidikan San Francisco, Sandra Lee menyatakan hal tersebut di dalam jumpa pers tgl.14 Maret waktu setempat bersama anggota kota dinas pendidikan San Francisco lainnya, serta nenek korban wanita perbudakan syahwat, Lee Yong-soo.
Menurut Sandra Lee, Dinas Pendidikan San Francisco sedang melaksanakan kegiatan merevisi kurikulum pendidikan sesuai dengan 'resolusi untuk mendukung protes terhadap perdagangan manusia dan pelecehan seksual bagi anak-anak.'
Di dalam resolusi tersebut, ada bagian yang berisi sejarah wanita perbudakan syahwat oleh pasukan Jepang saat Perang Dunia II, yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan untuk mendidik pengaruh buruk dari perdagangan manusia kepada kalangan remaja.
Nenek Lee mengatakan jika kota internasional seperti San Francisco mulai mendidik hal itu kepada para siswa, maka pasti akan ada perubahaan di dunia.