Kementerian Luar Negeri AS menyatakan pihaknya terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara, namun tanggung jawab untuk melakukan tindakan denuklirisasi ada pada tangan Korea Utara.
Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Katina Adams terkait klaim Korea Utara bahwa negosiasi menjadi satu-satunya jalan keluar masalah saat ini, serta menanggapi kritik Pyongyang atas sanksi AS terhadap mereka.
Menurut Katina Adams, AS selalu bisa berdialog dengan Korea Utara melalui pembahasan dengan negara-negara sahabat. Dialog itu bertujuan untuk mengembalikan Korea Utara ke meja negosiasi denuklirisasi Semenanjung Korea. Ditegaskannya, tanggung jawab untuk mengambil yang tindakan bermakna dan menahan provokasi ada pada Korea Utara.
Baru-baru ini, Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara mengklaim negosiasi dapat menjadi jalan keluar yang mendasar, daripada tekanan militer yang tidak bermakna.
Sementara itu, Asisten Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik, Daniel Russel menyatakan pertemuan juru runding 6 pihak dapat dibuka apabila Korea Utara menghentikan semua aktivitas nuklir, melaporkan kegiatan nuklir masa lalu, dan menerima tim investigasi Badan Energi Atom Internasional-IAEA.
Menurut Russel, hal tersebut adalah kewajiban yang mendasar dan internasional bagi Korea Utara, dan negosiasi dapat dibuka ketika semuanya telah dijalankan.