Untuk mendirikan yayasan yang bertujuan untuk membantu korban perbudakan syahwat oleh militer Jepang yang disepakati antara Korea Selatan dan Jepang pada tahun lalu, maka komite persiapan yayasan tersebut diperkirakan akan dibentuk dalam bulan ini.  
 
Direktur Jenderal dari Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan Jepang menyepakati untuk mendirikan yayasan di Korea Selatan pada tgl.17 Mei lalu dan meluncurkan komite persiapan dalam bulan ini.
 
Dana sebesar 10 miliar won yang didukung oleh pemerintah Jepang akan digunakan sesuai dengan pembahasan antara para korban dan dua pemerintah.
 
Pihak Jepang yang terus mengklaim penarikan patung gadis sebagai syarat kesepakatan tahun lalu agak menurunkan tuntutannya. Hal tersebut ditafsirkan karena Jepang merasa khwatir atas kemungkinan pembatalan kesepakatan antara dua negara akibat situasi politik Korea Selatan seperti kekalahan partai berkuasa di dalam pemilu lalu, dan mundurnya sejumlah anggota yang mengkaji dan memahami Jepang.
 
Sementara itu, 30 nenek yang menjadi korban perbudakan syahwat telah mengajukan petisi atas kesepakatan tersebut karena isi kesepakatan melanggar hak dasar mereka. Selain itu, ada kemungkinan partai oposisi mengusulkan negosiasi kembali kesepakatan tahun lalu.
 
Namun demikian, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan memacu persiapan untuk mendirikan Yayasan Wanita Perbudakan Syahwat dalam musim panas tahun ini.