Sebuah survei internasional menunjukkan bahwa masyarakat Korea Selatan memiliki resiko paling rendah untuk kehilangan pekerjaan akibat robot dibandingkan negara-negara ekonomi maju lainnya.

Dalam survei terbaru terhadap 21 anggota negaranya, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menemukan bahwa 9 persen dari pekerjaan diantara negara-negara tersebut dapat dilakukan secara otomatis, atau menghadapi apa yang disebut "resiko komputerisasi."

Diantara 21 negara anggota OECD, angka pekerjaan yang dapat dilakukan secara otomatis di Korsel dan Estonia tercatat 6 persen, diikuti oleh Jepang, Polandia, Swedia, Finlandia dan Belgia dengan angka tujuh persen.

Sembilan persen pekerjaan di Amerika Serikat dapat dilakukan secara otomatis. Sementara di Jerman, Austria, dan Spanyol tercatat yang tertinggi dengan angka 12 persen.

Pihak OECD menjelaskan bahwa Korsel memiliki porsi terendah untuk pekerjaan yang dapat dilakukan oleh robot dibandingkan AS, sementara para pekerja Korsel lebih berpendidikan dalam bidang terkait dengan sedikit tugas-tugas yang dapat dilakukan oleh mesin dibandingkan dengan AS.