Kementerian Perdagangan AS meminta pabrikan produk elektronik Cina, Huawei Techonologies untuk menyerahkan semua informasi terkait ekspor atau ekspor kembali produknya ke negara-negara yang dijatuhi sanksi termasuk Korea Utara.

Harian AS, New York Times dan Wall Street Journal memberitakan bahwa Kementerian Perdagangan AS baru-baru ini mengirim surat panggilan kepada Huawei untuk menyerahkan rincian ekspor produknya yang sebagian menerapkan teknologi AS, ke Suriah, Iran, Kuba, dan Sudan selama 5 tahun terakhir.

Sejalan dengan itu Huawei diminta menyerahkan rincian pengiriman kargo ke negara tersebut melalui perusahaan ke-3.

Tindakan Kementerian Perdagangan AS ini merupakan rangkaian dari pemeriksaan pelanggaran terhadap peraturan ekspor pemerintah AS. AS pada prinsipnya melarang ekspor produk yang menerapkan sebagian teknologi miliknya ke negara-negara yang dijatuhi sanksi. 
Dikabarkan AS belum dapat memastikan tentang adanya pelanggaran peraturan ekspor yang dilakukan oleh Huawei.

Kementerian Perdagangan AS memiliki pendirian untuk tidak memberikan penjelasan tentang kasus yang sedang diperiksa. Namun, dengan kasus ini ketegangan antara AS dan Cina diperkirakan akan menjadi lebih besar.

Kementerian Perdagangan AS pada Maret tahun ini telah memberi sanksi kepada perusahaan ZTE, saingan Huawei karena perusahaan ini mengekspor produk yang menerapkan teknologi AS ke negara yang terkena sanksi. Dengan sanksi itu ZTE tidak dapat menggunakan suku cadang dan perangkat lunak buatan AS untuk sementara waktu.

Pada waktu itu Cina sangat menyelesalkan keputusan AS, dan Kementerian Perdagangan AS menegaskan akan melepas sanksi dengan syarat ZTE menaati perjanjian dengan pemerintah AS.