Bank-bank kecil Cina, khususnya di daerah perbatasan Cina-Korut akan terpukul sejalan dengan kemungkinan transaksi lembaga keuangan Cina dengan Korea Utara akan ditutup karena AS menetapkan Korut sebagai negara pencuci uang.
Harian AS New York Times pada hari Jumat (3/6/216) waktu setempat memberitakan bahwa bank-bank utama Cina membekukan rekening Bank Perdagangan Korut setelah uji coba nuklir ke-3 pada tahun 2013. Namun untuk kali ini, menurut New York Times, bank-bank kecil di Cina yang akan dirugikan.
Time menyebutkan bank-bank kecil itu berlokasi di daerah perbatasan dan mendukung perdagangan perbatasan kedua negara selama ini.
Sehubungan dengan hal itu, ketua Institut Politik Internasional Universitas Yanbian mengatakan bahwa bank-bank kecil itu mungkin dapat mempertahankan transaksi dengan Korut, namun ada kemungkinan besar mereka akan menghentikannya karena kerugian yang diderita akibat sanksi AS.
Seorang ahli keuangan di Korsel juga mengatakan berdasarkan fakta bahwa sebagian besar rekening Korut di luar negari berada di Cina, maka kerugian bank-bank Cina akan mencapai miliaran dolar. Namu demikian, menurutnya jarang ada bank yang bergantung pada transaksi dengan Korut secara menyeluruh, bahkan saldo rekening Korut hanya 10% dari seluruh saldo bank-bank itu sehingga efeknya mungkin tidak terlalu besar.
Sementara itu, Korut diperkirakan akan mencari alternatif lain karena transaksi dengan bank Cina terganggu, dan mungkin menghindari sistem keuangan yang normal.
Menurut seorang analisis Singapura, tokoh-tokoh yang mengurusi proyek Korut di luar negeri baru-baru ini menyebut Kamboja dan Indonesia sebagai negara baru bagi Korut.