Tenaga kerja Korea Utara ditangkap polisi Kuwait secara berturut-turut karena diduga membuat minuman keras secara berdiam-diam. Pemerintah Kuwait melarang membuat dan menjual minuman keras, dan bagi yang melanggar akan dijatuhi hukuman berat.
 
Radio Free Asia-RFA melaporkan bahwa polisi Kuwait telah menangkap 2 orang tenaga kerja Korut di sebuah perkebunan di daerah Ahmadi dan menyita 8700 liter minuman keras pada tanggal 3 Juni lalu.
 
Selain itu, polisi setempat menangkap 2 orang tenaga kerja Korut yang membuat minuman keras di rumah dan menyita 9000 liter minuman keras dan perlengkapan pembuatannya pada tanggal 27 Mei lalu.
 
Jumlah minuman keras yang disita polisi adalah 18.000 liter, senilai 50.000 dolar AS.
 
Salah satu kantor berita setempat menjelaskan, para tenaga kerja Korut terpaksa membuat minuman keras karena tidak mampu memenuhi jumlah uang yang diminta penguasa Pyongyang dengan upah mereka sebagai tenaga kerja di lapangan konstruksi.
 
Sebelumnya, pada bulan Oktober setelah tenaga kerja Korut yang membuat minuman keras secara diam-diam ditangkap besar-besaran, Kuwait telah menyatakan akan menegur penjualan minuman keras yang dilakukan tenaga kerja Korut kepada Kim Jong-un.
 
Diketahui tenaga kerja Korut terus membuat minuman keras secara diam-diam setelah mendapat izin dari pemerintah Korut dengan syarat uang hasil penjualan minuman keras itu dikirim ke Pyongyang.