Radio Free Asia-RFA memberitakan bahwa pabrik baja Gimchaek di kota Cheongjin, Provinsi Hamgyeong Utara, Korea Utara mengalami kekurangan bahan bakar, sehingga menimbulkan masalah bagi hasil produksi.

Menurut sumber berita dari kota Cheongjin, pabrik baja Gimchaek hanya dioperasikan selama 7 hari dalam sebulan, dan Cina meminta persyaratan yang rumit dalam ekspor kokas (coke) ke Korea Utara.

Kokas adalah materi utama dalam pembuatan baja setelah biji besi, yang terbuat dari batubara. Akibat pengaruh sanksi terhadap Korea Utara, impor kokas mengalami kesulitan, dan akhirnya memperburuk produksi baja di Korea Utara.

Sumber berita itu menambahkan bahwa selain kokas, bahan-bahan lain yang diperlukan untuk memproduksi baja juga semakin berkurang. Karenanya, otoritas Korea Utara merekrut para penduduk dan kalangan pekerja untuk mengumpulkan besi tua.

Jika produksi baja di Korea Utara terus mengalami kesulitan, proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh rezim Kim Jong-un pun akan turut mengalami kesulitan.