Media berita Jepang, Asahi Shimbun memberitakan bahwa Yayasan Wanita Perbudakan Syahwat akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 27 Juli mendatang sesuai dengan kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang mengenai wanita perbudakan syahwat saat Perang Dunia Kedua.
Menurut berita yang mengutip pejabat pemerintah Korea Selatan itu, pada sidang dewan direktur perdana yang rencananya akan digelar pada hari yang sama, profesor emeritus Universitas Wanita Sungshin, Kim Tae-hyun akan diangkat sebagai Direktur Utama.
Diprediksi bahwa yayasan tersebut akan segera memulai berbagai usaha untuk memulihkan reputasi para nenek korban wanita perbudakan syahwat sekitar bulan Agustus. Pada sidang dewan direktur perdana, rangkuman proyek-proyek yang akan dilakukan yayasan itu juga akan diumumkan.
Menurut perkiraan, sidang dewan direktur perdana akan membahas kompensasi dana bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan, proyek untuk menginformasikan masalah wanita perbudakan syahwat kepada generasi penerus, peringatan bagi para korban wanita perbudakan syahwat yang telah meninggal dunia, dan sejumlah agenda lainnya.
Menurut kesepakatan antara Korea Selatan dan Jepang, pemerintah Jepang mengucurkan dana sebesar 1 miliar yen untuk Yayasan Wanita Perbudakan Syahwat.